Lompat ke isi utama
x
MTsN 2 Bantul

H. Saebani, Ustadz Humoris Sampaikan Hikmah Syawalan Dalam Halal Bihalal Keluarga Besar PGRI Cabang Jetis

Dikirim oleh liana pada 2 Mei 2023

Bantul (MTsN 2 Bantul) – Agenda Halal Bihalal biasanya diisi dengan acara Hikmah Syawalan. Begitu juga dalam acara Silaturahmi dan Halal Bihalal Keluarga Besar PGRI Kapanewon Jetis yang dilaksanakan Selasa (02/05). Panitia Syawalan menghadirkan ustadz humoris Drs. H. Sebani, MA, M.Pd, Ketua MUI Kabupaten Bantul. Mendengarkan ceramah ustadz humoris ini tidak akan merasa bosan. Terkadang terasa singkat meskipun sudah berlangsung lama.

Ustadz Saebani mengawali uraian Hikmah Syawalan dengan joke-jokenya yang bikin audience tertawa. Ia mengatakan, “Susah matur pada 4 (empat) orang ini, yaitu dengan guru, pengusaha, anggota dewan dan orang gila. Bukan berarti saya menyamakan guru dengan orang gila ya,” ucapnya yang disambut dengan gelak tawa para hadirin. Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa sebagus-bagusnya umat itu adalah guru. “Makanya guru itu panjang umurnya. Karena guru itu baik maka iblis akan selalu menggoda orang-orang baik. Berarti guru dikepung oleh iblis,” leluconnya yang disambut dengan tawa bagi yang mendengarnya.

H. Saebani juga mengajak para hadirin yang semuanya adalah guru untuk menggalakkan 4 (empat) Gerakan. Gerakan pertama adalah kemanusiaan, yaitu memanusiakan manusia. Menurut Saebani, “Momen syawalan ini adalah saat yang sangat tepat untuk memanusiakan manusia. Syawalan merupakan asset karena pada saat syawalan mulai dari presiden sampai dengan ketua RT saling mengaku salah. Maka budaya syawalan harus tetap kita pertahankan,” ungkapnya. “Gerakan kedua adalah menjawakan orang Jawa karena sekarang ini budaya Jawa sudah memudar digantikan dengan budaya asing. Sementara kita tinggal di Pulau Jawa. Saya contohkan jualan kalau menggunakan istilah Jawa harganya pasti muran tetapi jika diganti dengan Bahasa asing harganya jadi mahal,” imbuhnya

“Gerakan yang ketiga adalah mengagamakan orang yang beragama. Sekarang ini orang sudah beragama malah dipermasalahkan, dibuat susah. Gerakan yang ke-4 adalah meng-Indonesiakan orang Indonesia. Sekarang ini orang Indonesia di negerinya sendiri justru dikuasai oleh orang asing. Sebagai contoh asset-aset negara dikelola oleh orang asing, pertokoan dikuasai asing, sedangkan warga kita yang menjadi pekerjanya. Maka saya mengajak marilah kita galakkan 4 gerakan tadi,” tandas Saebani mengakhiri tausyiahnya. (Agt)