Lompat ke isi utama
x
MTsN 3 Bantul

Guru MTsN 3 Bantul Narasumber Parenting Pentingnya Literasi Sejak Dini

Dikirim oleh Sugiyono pada 26 February 2024

Bantul (MTsN 3)- Guru MTsN 3 Bantul, Sutanto saat menjadi narasumber dalam acara Parenting Literasi yang dselenggarakan TPA Kikoku Islamic School dan Tumbuh Kembang Daycare, Jalan Kaliurang, , Jumat (23/2/2024).
Kegiatan yang berlangsung melalui zoom meeting tersebut diikuti sekotar 70 peserta yang terdiri guru pamong dan orangtua siswa.
Menurut Sutanto, semua kecakapan hidup akan lebih mudah diserap anak jika semenjak dini diberikan, termasuk kecakapan dalam berliterasi. Ada enam macam literasi dasar yang penting diketahui, yaitu literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial serta literasi budaya dan kewargaan.
Duta Literasi Bantul ini menambahkan, karena anak-anak masih kecil belum mampu untuk menarasikan apa yang menjadi keinginan mereka, maka peran orangtua sangat penting membantu anaknya menarasikan karya mereka. 

“Ketika anak sudah menuangkan idenya melalui sebuah gambar atau bercerita secara lisan, orangtua dapat melakukan pendampingan menarasikan gambar atau cerita anaknya. Dari sebuah gambar yang dibuat anak bisa dibuat narasi menjadi karya puisi, lagu, geguritan, cerita maupun pantun. Di sini orangtua memegang peran yang penting,” imbuh Sutanto.
Pegiat Literasi Komunitas Yuk Menulis (KYM) ini menambahkan, jika orangtua ingin lebih handal menulis maka harus rajin membaca, belajar aturan menulis, berlatih menulis setiap hari, dan tak jemu membaca berulang-ulang apa yang telah ditulis sebelum benar-benar diunggah menjadi karya.

Bunda Dyah selaku pamong Kikoku Islamic School dan Tumbuh Kembang Daycare menjelaskan bahwa tahun ini merupakan tahun ketiga sekolahnya mengadakan event Bikin Buku Bareng (BBB). Dengan acara Parenting Literasi diharapkan kualitas karya semakin bagus.
“Kami berharap dengan hadirnya Pak Sutanto yang telah banyak membuat buku solo dan pegiat literasi di KYM, akan memotivasi orangtua wali siswa semakin aktif dan kreatif mendampingi putra putrinya menuangkan karya sehingga bisa dicetak menjadi buku,” tutur Dyah.
Acara yang berlangsung sekitar satu jam tersebut berlangsung komunikatif, banyak pertanyaan yang dilontarkan baik dari pamong maupun orangtua anak.(tan)