Guru dan Siswa MTsN 9 Bantul Bersama-sama Ikuti Webinar Nasional Geowisata Gua oleh Tunas Hijau Indonesia
Bantul (MTsN 9 Bantul) – Guru MTsN 9 Bantul, Gandes Aknissholikah dan Dias Novitasari serta lima belas siswa dari Organisasi Siswa Intra Madrasah (OSIM) ikuti Webinar Nasional Geowisata Gua yang diselenggarakan oleh Tunas Hijau Indonesia, Sabtu (24/08/2024). Webinar diikuti oleh seluruh pelajar di Indonesia yang dimulai pukul 12.00 melalui Live Youtube dengan pembicara Rustan dari Museum dan Cagar Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Ainul Labib dari Kelompok Studi Karst Fakultas Geografi UGM, dan Akhmad Zona dari Masyarakat Speleologi Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenal lebih dalam tentang gua yang ada di pegunungan kars.
Webinar dimulai dengan pemaparan sejarah terbentuknya gua oleh Ainul Labib. Ia mengatakan bahwa gua terdapat di daerah batuan karst dimana karst merupakan medan dengan kondisi hidrologi yang khas sebagai akibat dari batuan yang mudah larut. Menurutnya, gua terbentuk pada saat air yang tersaring dari vadose yang mengalir menuju muka air tanah membentuk gua di sekitar tempat yang dangkal pada batas freatik.
“Faktor yang mempengaruhi pembentukan ada faktor geologi, iklim, dan biologi,” tuturnya.
Pada materi kedua, Akhmad Zona menjelaskan tentang keindahan bebatuan yang ada di dalam gua. Ia menjelaskan berbagai macam bentuk stalagmit dan stalagtit (gundukan endapan mineral akibat tetesan air), bentuk mulut gua, bentuk hewan-hewan yang mendiami dalam gua, dan berbagai peninggalan arkeologi di dalam gua.
“Terdapat banyak sekali hewan yang memiliki tubuh transparan di dalam gua karena mereka sama sekali tidak mendapatkan sinar matahari,” tuturnya.
Materi terakhir disampaikan oleh Rustan tentang peninggalan lukisan masa prasejarah yang terdapat di dalam gua. Ia menjelaskan peninggalan berbagai macam lukisan cap tangan yang berada di Goa Leang-Leang Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Ia mengatakan bahwa lukisan tertua pada masa pra sejarah berada di Indonesia yaitu lukisan tentang perburuan masyarakat pra sejerah di Goa Leang-Leang.
Dias mengatakan bahwa materi Webinar Nasional Geowisata Gua sangat bermanfaat. Menurutnya, webinar ini mengenalkan kepada para pelajar tentang keindahan gua yang ada di Indonesia. Dengan mengenalkan gua, mereka dapat memanfaatkan serta menjaga gua dengan baik dan benar.
“Dengan mengenalkan gua kepada para siswa diharapkan mereka dapat mencintai keindahannya dan terus menjaganya agar tetap alami,” tuturnya. (gas)