Guru BK MAN 4 Bantul Antusias Ikuti MGBK MA DIY di Kampus UNISA
Bantul (MAN 4 Bantul) – Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) tingkat Madrasah Aliyah se DIY mengadakan kegiatan diskusi bersama dengan tema “Peran Guru BK dalam Menghadapi Mental Health pada Gen Z” pada Kamis (27/10) di Universitas 'Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta. MAN 4 Bantul mengirimkan tiga guru Bimbingan Konseling (BK) pada kegiatan tersebut yaitu Andri Efriadi, S.Sos.I., Sudarsih, S.Pd. dan Muhrozi Sidqi, S.Sos.I.
Kegiatan ini mendatangkan narasumber dosen Fakultas Ekonomi, Ilmu Sosial dan Humaniora UNISA, Zahro Varisna R., M.Psi. Kegiatan ini dihadiri Wakil Rektor 2 UNISA Yuli Isnaeni, S.Kp., M.Kep., Sp.Kom. dan perwakilan pegawai UNISA. Adapun peserta kegiatan adalah guru BK tingkat MA se-DIY berjumlah 50. Pertemuan ini sekaligus sarana diskusi bersama tentang kondisi kesehatan mental pada generasi muda dan wujud peran guru BK dalam memahami, membina perilaku siswa.
Acara dimulai dengan sambutan Ketua MGBK DIY, Faylahsufa, M.Pd.I. guru BK MAN 3 Sleman. “Kegiatan ini merupakan ajang silaturahmi guru BK se-DIY juga upgrading ilmu tentang kesehatan mental pada generasi Z yang saat ini telah banyak melakukan interaksi melalui dunia digital seperti media sosial sehingga menjadi kecanduan,” katanya dalam sambutan.
Pada kesempatan yang sama, guru BK MAN 4 Bantul, Andri Efriadi diamanahi sebagai moderator diskusi yang disampaikan salah satu dosen UNISA Zahro Varisna. Zahro Varisna memulai materinya dengan membahas realita generasi muda saat ini terkhusus para pelajar yang mulai kecanduan pada gadget sehingga menurunkan semangat belajar.
“Pengunaan gadget berlebihan juga akan berpengaruh terhadap kecerdasan anak. Jika anak ketergantungan dengan gadget, maka mereka akan sangat sulit menangkap pelajaran di sekolah. Karena apa yanga ada dipikiran mereka sebagian besar hanya tertuju pada gadget. Banyak yang beranggapan bahwa gadget adalah salah satu sarana edukasi yang efektif. Namun, para ahli berpendapat bahwa edukasi yang berasal dari gadget tidak bersifat tahan lama dan berkelanjutan dalam memori anak. Karena bagaimanapun juga, sumber edukasi yang baik untuk otak adalah alam dan lingkungan,” ungkap Zahro Varisna.
Kegiatan dilanjutkan dengan membahas tindakan yang dapat dilakukan guru BK dalam mendampingi, hingga membina siswa agar tidak kecanduan dengan dunia digital dan menjaga kondisi mental siswa sehingga dapat menunjang potensi prestasi di lingkungan sekolah.
Pertemuan berakhir pukul 12.00 WIB berjalan dengan lancar dan efektif guna berbagi ilmu terkait kondisi saat ini pada generasi muda khususnya para pelajar madrasah aliyah se-DIY. (sof/ica)