Lompat ke isi utama
x
MTsN 2 Bantul

Guru Bahasa Jawa MTsN 2 Bantul Berprestasi dalam Kompetisi Bahasa dan Sastra Jawa Kabupaten Bantul 2023

Dikirim oleh Dendy Pramana.P pada 27 July 2023

Bantul (MTsN 2 Bantul) – Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Bantul kembali menggelar Kompetisi Bahasa dan Sastra tingkat Kabupaten Bantul tahun 2023. Latar belakang diselenggarakannya lomba adalah karena banyaknya keikutsertaan sastrawan-sastrawan muda dalam pelatihan bahasa, bersastra dan aksara, sehingga perlu diadakan Kompetisi Bahasa dan Sastra sebagai media untuk lebih memacu semangat dan memberi ruang berkompetisi di masyarakat untuk semakin tertarik di bidang bahasa, sastra dan aksara. Purwito Aji Yuwono, guru Bahasa Jawa MTsN 2 Bantul ikut ambil bagian dalam event ini. Rabu (26/7) ia menyerahkan trophy yang diperolehnya ke madrasah. Ia berhasil meraih juara harapan 1 lomba Pranatacara tingkat dewasa. Kejuaraan diumumkan beberapa waktu yang lalu (5/7) bertempat di Balai Kalurahan Guwosari Pajangan Bantul. 

Ketika ditemui tim kontributor berita, Purwito mengatakan merasa senang meskipun baru bisa meraih juara harapan pertama. Ia menjelaskan bahwa peserta kompetisi Bahasa dan Sastra Tahun 2023 harus ber-KTP/KIA/KK Bantul dan sesuai dengan penjenjangan usia pada setiap mata lombanya. “Pemenang Kompetisi Bahasa dan Sastra di tingkat Kabupaten Bantul akan diambil 5 terbaik sebagai pemenang. Dari 5 terbaik akan diambil 3 terbaik yang akan mewakili Kabupaten Bantul ke kompetisi Bahasa Sastra dan aksara yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan DIY,” ungkap Purwito.

Lebih lanjut Purwito menjelaskan kompetisi tersebut merupakan agenda rutin tahunan, yang mempertandingkan delapan jenis lomba yaitu Maca Cerkak, Geguritan (Maca Geguritan dan Nulis Geguritan), Macapat, Sesorah, Pranatacara, Dongeng (Mendongeng dan Menulis Dongeng), Alih Aksara Jawa, dan Lomba Dagelan Tunggal. Lomba ini terbuka untuk warga Kabupaten Bantul. “Sedikit berbeda dengan pelaksanaan sebelumnya, Kompetisi Bahasa dan Sastra 2023 berbasis masyarakat bukan lagi sekolah. Lomba dikategorikan melalui jenjang usia, bukan jenjang dalam satuan pendidikan (SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA),” jelasnya. “Semoga tahun depan saya bisa ikut lagi dan bisa masuk dalam tiga besar,” pungkasnya. (Agt)