Guru Bahasa Inggris MTsN 8 Bantul Ikuti Seminar Mendidik Anak Generasi Z & Alpha
Bantul (MTsN 8 Bantul) – Dalam mengajar dan mendidik, guru harus mengetahui dan memahami karakter siswa yang diajar dan dididik. Karakter siswa harus diketahui agar guru bisa merancang dan merumuskan strategi yang digunakan agar materi mudah diterima disertai metode pendekatan yang baik dan sesuai untuk mengantarkan tujuan pembelajaran dengan sarana media pembelajaran yang mendukung. Hal ini penting karena siswa pasti mempunyai karakter sendiri sesuai zaman dimana mereka belajar. Media, metode, dan pendekatan siswa ketika belajar zaman dahulu akan sangat berbeda dengan siswa zaman sekarang sehingga guru perlu mengetahui seni mendidik anak sesuai dengan generasi mereka.
Dalam rangka untuk mengetahui dan memahami karakter siswa generasi Z dan Alpha, guru Bahasa Inggris MTsN 8 Bantul Joko Purwanto, S.Pd. mengikuti seminar pendidikan dengan judul Seni Mendidik Anak Generasi Z dan Alpha. Mereka yang lahir pada tahun 1997 – 2022 merupakan generasi Z sedang mereka yang lahir di dunia digital, generasi yang sudah akrab dengan teknologi digital merupakan generasi alpha. Kegiatan diselenggarakan oleh MGMP Bahasa Inggris MTs Kabupaten Bantul di Ruang Pertemuan RM Bebakaran Manding, Selasa (13/9) diikuti seluruh guru Bahasa Inggris MTs Se-Kabupaten Bantul. Bertindak sebagai pemateri Dr. Muqowim dosen Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Muqowim dalam paparannya menyampaikan bahwa inti pendidikan adalah pendidikan dengan hati. Kita harus berbicara sesuai dengan kapasitas keilmuan yang diajak berbicara. Seorang pendidik harus memperhatikan gaya belajar siswa, karakter, dan memilih cara yang tepat dalam mendidik dan mengajar mereka. Ditanya peserta bagaimana sikap guru terhadap siswa generasi Z dan Alpha, Muqowim mengaskan bahwa guru harus menegaskan kepada siswa bahwa mereka harus fokus pada tujuan belajar.
Di tempat terpisah Kepala MTsN 8 Bantul, H. Sugiyono, S.Pd. mendorong seluruh guru MTsN 8 Bantul khususnya Bahasa Inggris untuk mengikuti kegiatan pengembangan diri diantaranya seminar pendidikan sebagai upaya menambah wawasan cara mendidik siswa yang notabene merupakan generasi Z. “Dengan sekian banyak permasalahan bersumber dari siswa, guru harus bisa memilih dan menggunakan strategi dan pendekatan yang tepat untuk memecahkan masalah tersebut,” ungkap Sugiyono.
Sementara Purwanto ditemui usai mengikuti seminar menyampaikan bahwa karakter siswa kala ia mengajar di tahun 2005 sangat berbeda jauh dengan karakter siswa tahun 2022 ini. “Sama-sama generasi Z saja berbeda jauh karakternya antara siswa MTs/SMP tahun 2005 dan tahun 2022 ini,” tandas Purwanto. “Apalagi beda generasi. Oleh karenanya kita sebagai guru harus terus meng-upgrade pengetahuan kita terutama perkembangan anak, baik psikologis maupun perkembangan pergaulan dan teknologinya,” pungkas Purwanto. (jkp)