Gunakan Perpustakaan, MTsN 4 Bantul Efektifkan Pembelajaran Akademik Bantul
(MTsN 4 Bantul) – Dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Siti Solichah, S.Pd. menggadang-gadang guru di MTsN 4 Bantul untuk tidak hanya menyelenggarakan pembelajaran di kelas. Perlu inovasi dan pengembangan cara mengajar supaya siswa MTsN 4 Bantul tidak merasa bosan alih-alih merasa senang belajar. Hal ini merupakan evaluasi Siti Solichah atau Sol, yang merupakan kepala MTsN 4 Bantul melihat dari pembelajaran blended learning di era pandemi kemarin.
“Anak akan merasa cepat bosan karena hampir 2 tahun belajar daring. Bahkan setelah kita coba masuk 50% saat pandemi, anak-anak hanya belajar setidaknya 3 jam di sekolah. Kita harus berupaya mengalahkan rasa bosan anak-anak,” ungkap Sol.
Salah satu pembelajaran yang diupayakan agar efektivitasnya terasa adalah menggunakan fasilitas perpustakaan yang sekarang sudah dibangun menjadi lebih menarik dan cozy. Beberapa guru mulai mendaftarkan jadwal pelajarannya untuk menggunakan perpustakaan. Terbukti siswa merasa senang belajar ditemani dengan pemandangan buku-buku yang ditata di rak serta merasakan sejuknya AC. Siswa lebih fokus dan cepat selesai mengerjakan tugas.
“Saat AKMI kemarin, saya mengajar kelas 8. Sebagian mengikuti AKMI, sehingga kelas yang waktu itu saya ajar tinggal sebagian kecil. Saya mengajak mereka ke perpustakaan untuk mencari sumber bacaan. Ternyata mereka senang dan menjadi lebih serius mengerjakan tugas yang saya berikan,” ujar Mudyastuti Wiraningrum, SS., guru Bahasa Indonesia yang pada hari Rabu (28/9) menggunakan pembelajaran di perpustakaan. Lebih lanjut, Yufi Nurhayati, S.Pd. seorang guru Bahasa Inggris juga mengaku pembelajaran di perpustakaan meminimalisir siswa mengantuk.
“Mereka bisa selonjoran di perpustakaan sambil menulis atau mengerjakan soal, saya menerangkan. Mereka jadi jarang bosan, memperhatikan, mungkin karena sejuk juga ya.” Sedangkan untuk pembelajaran seni, Lisa Aprilia, S.Sn. menuturkan tentang hadiah untuk siswa yang sudah selesai mengerjakan tugas. “Saya biasa mengajak anak-anak mencari referensi dari buku perpustakaan. Biasanya mereka malah tertarik sama buku lain. Saya akhirnya mengatakan pada mereka, boleh membaca buku lain setelah gambarnya selesai,” cetus guru Prakarya tersebut. (liz)