Lompat ke isi utama
x
mtsn3

FGD MTsN 3 Bantul, Kakan Kemenag Beberkan Kunci Sukses Organisasi

Bantul (MTsN 3) - Optimalisasi potensi individu dan tim merupakan kunci sukses organisasi termasuk di dalamnya adalah madrasah.Hal tersebut disampaikan Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Bantul, H. Ahmad Sidqi, M.Eng saat membuka Focus Group Discussion (FGD) MTsN 3 Bantul, di ruang perpustakaan, Rabu (17/4/2024).


Menurut Kakan Kemenag, untuk mengembangkan madrasah beberapa hal yang perlu dipahami diantaranya adalah: pertama, Komitmen seluruh elemen harus kuat baik dari Kepala Madrasah, Kepala TU, Bendahara, Guru dan Tenaga Kependidikan. Kedua, harus memperhatikan potensi individu agar dapat menempatkan mereka sesuai kemampuan agar bisa berkembang. Ketiga, mengembangkan potensi dan keterampilan yang ada di madrasah. Keempat, kolaborasi dan mengembangkan tim dengan membuka komunikasi dua arah dengan mendengar apa yang kita dan mereka inginkan. Kelima, identifikasi peran dan tanggungjawab agar terbangun budaya kerja yang kondusif sehingga lebih memunculkan potensi yang ada sehingga ada rasa handarbeni. Keenam, dengan memberi pengakuan dan penghargaan atas prestasi mereka, dengan demikian akan memotivasi teman lainnya. Ketujuh, mengadakan evaluasi dan peningkatan berkelanjutan.

Kepala Madrasah, Tutik Husniati, S.Ag.,M.Si melaporkan, FGD dengan narasumber Ketua Tim 2 GTK Bidang Dikmad Kanwil Kemenag DIY, Jauhar Mukhlis Salistyanta,S.Ag. Turut hadir pula, Pengawas Madrasah, Drs. Miftakhul Bakhri, M.Pd, Lurah Wukirsari, Susilo Hapsoro, SE, Ketua Komite, H. Turmudzi perwakilan orangtua serta guru/ pegawai.

Kepala madrasah  juga menjelaskan analisis SWOT madrasahnya, mulai dari Strengths (Kekuatan): potensi SDM, Srapra yang tersedia, keberadaan pondok pesantren/panti, potensi lingkungan yang mendukung seperti sentra batik tulis, kerajinan anyaman bambu dan tatah sungging. Weaknesses (Kelemahan): input siswa, komunikasi dengan pihak luar yang belum maksimal. Opportunities (Peluang): potensi alam dan sentra kerajinan yang ada di seputar madrasah, menginternsifkan jalinan kerjasama dengan pemerintah kalurahan, pondok pesantren/panti. Threats (Ancaman) seperti adanya siswa yang enggan melanjutkan pendidikan, kompetisi dengan sekolah.

Jauhar Mukhlis menandaskan kembali, bahwa tagline madrasah secara nasional adalah “Madrasah maju, Bermutu, Mendunia” yang mesti dilaksanakan semua madrasah. Sedangkan tagline madrasah di tingkat Kanwil DIY adalah Madrasah Jogja Istimewa dengan indikator seluruh madrasah harus memiliki keunggulan dan pembeda. Madrasah DIY memiliki aplikasi Jogja Madrasah Digital (JMD) untuk pendukung pembelajaran. Terkait tema FGD “Optimalisasi Potensi Melejitkan Prestasi”, Jauhar memberi tips untuk melejitkan madrasah dengan penguatan branding madrasah, aktif mengikuti berbagai lomba akademik/non akademik, meningkatkan profesionalitas guru dengan mengikuti wokshop/bimtek/diklat.

”Salahsatu syarah pencairan tunjangan profesi guru di tahun 2025, guru harus mengikuti wokshop/bimtek/diklat dengan minimal 20 jam pelajaran. Jadi di 2024 ini bapak ibu guru harus mengikutinya minimal satu kali dalam satu semester dilengkapi dengan buki dukung,” tandas Jauhar.(tan)