Dua Guru MTsN 6 Bantul Lolos Seleksi di Ajang Agen Perubahan Nasional Kemenag RI
Tangerang ( MTsN 6 Bantul ) – Prestasi membanggakan kembali diraih Ely Widayati dan Rina Harwati, dua guru MTsN 6 Bantul yang sukses terpilih dalam pembinaan agen perubahan tingkat nasional. Diselenggarakan oleh Kementerian Agama melalui Biro Organisasi dan Tata Laksana (Ortala), acara yang berlangsung pada 28-30 November 2024 di Hotel Aryaduta Tangerang ini mengundang 32 agen perubahan terbaik dari seluruh Indonesia.
Seleksi yang dilalui sangat kompetitif. Dari 650 agen perubahan yang mengirimkan dokumen inovasi beserta bukti pendukung, hanya mereka yang memiliki ide dan implementasi terbaik yang berhasil lolos. mereka membawa konsep pembelajaran berbasis literasi yang menggabungkan teknologi dan strategi inovatif, memukau tim seleksi dengan karya mereka.
Ely memperkenalkan inovasi pembelajaran berbasis augmented reality yang memanfaatkan teknologi untuk menciptakan pengalaman belajar interaktif. Sementara itu, Rina menawarkan strategi pembelajaran unik yang mampu meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses belajar. Kedua inovasi ini menjadi bukti konkret bahwa kreativitas dapat menjadi kunci untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Hari pertama pembinaan dimulai dengan sambutan oleh Kepala Biro Ortala Kementerian Agama, Dr. Nuruddin. Dalam pidatonya, ia menekankan pentingnya agen perubahan untuk menjadi motor penggerak inovasi di berbagai sektor, terutama pendidikan. Usai berikrar sebagai “Duta Inspiratif,” para peserta menyanyikan lagu Rumah Kita yang menggema di aula, menciptakan suasana yang menghipnotis hadirin yang duduk di Aula hotel bintang lima itu.
Malam hari, para peserta berbagi pengalaman dalam sebuah forum diskusi yang dipandu oleh Ketua Panitia, Kartika Damayanti. Para peserta terinspirasi oleh berbagai cerita dari agen perubahan lainnya, yang memperkaya wawasan mereka tentang keberagaman inovasi di seluruh nusantara.
Hari kedua menjadi ajang penguatan kerja sama tim melalui serangkaian kegiatan outbound. Tantangan seperti mencari jejak, blind walk, hingga menurunkan banner dengan aliran kelereng dilakukan dengan penuh antusias. Yel-yel “Siapa kita? Agen perubahan!” terus bergema, menggambarkan semangat kolektif para peserta yang menggunakan kaos biru dan panitia yang berkostum warna hijau.
“Kegiatan ini membuat kami sadar bahwa perubahan besar membutuhkan kolaborasi yang kuat,” ujar Rina, yang merasa kegiatan ini mempererat solidaritas di antara agen perubahan.
Pada hari ketiga, acara diisi dengan eksplorasi hasil inovasi dari para peserta. Panitia mempresentasikan konsep inovatif mereka di hadapan peserta lain, memberikan gambaran tentang bagaimana inovasi ini telah diterapkan di madrasah mereka. “Melihat tanggapan positif dari peserta lain membuat kami semakin yakin untuk melangkah lebih jauh,” kata Ely.
Panitia juga menampilkan infografis yang merangkum semua inovasi peserta, memberikan inspirasi visual yang menarik. Pengalaman ini memperluas wawasan mereka tentang berbagai pendekatan kreatif yang dapat diterapkan di dunia pendidikan.
“Kami pulang dengan semangat baru untuk membawa perubahan nyata di MTsN 6 Bantul,” ungkap Rina. Kedua guru ini berharap keberhasilan mereka dapat memotivasi guru-guru lain untuk terus berinovasi demi masa depan pendidikan Indonesia.
Partisipasi kedua guru dalam ajang ini bukan hanya mengharumkan nama MTsN 6 Bantul, tetapi juga menjadi inspirasi nyata bahwa perubahan kecil bisa membawa dampak besar di dunia pendidikan. (elw)