Lompat ke isi utama
x
MTsN 3 Bantul

Ikuti Workshop, Guru BK MTsN 3 Bantul Kenali Upaya Tangkal Paradoks Salomo

Dikirim oleh Dendy Pramana.P pada 25 February 2022

Bantul (MTsN 3 Bantul) Workshop yang mengusung tema “Paradoks Salomo: Mengenal dan Menangani” diselenggarakan MAN 3 Bantul, Rabu (23/02/2022).Narasumber merupakan salah satu dosen Prodi Bimbingan dan Konseling di Universitas Ahmad DahlanyaituDr. Dody Hartanto, S.Pd.,M.Pd. (Ketua Divisi IBKPT PB ABKIN, Wadek III FKIP UAD). Kegiatan workshop yang bertempat di Aula MAN 3 Bantuldihadiri guru BK MTs dan SMP se-Kabupaten Bantul dan sekitarnya. Guru BK MTsN 3 Bantul, Siti Rofingah antusias ikuti kegiatan ini.

Ketika melihat masalah orang lain individu berusaha untuk melihat masalah tersebut dari berbagai sudut pandang, cenderung lebih berhati-hati karena menyangkut orang lain. Sehingga mampu menemukan dan memberikan solusi dari masalah tersebut.Sementara, pada saat menangani masalah diri sendiri individu cenderung mengabaikan berbagai sudut pandang orang lain karena merasa ini tidak melibatkan orang lain dan merugikan orang lain, sehingga terkesan buru-buru dan dari sudut pandang tunggal.“Bijaksana menghadapi suatu masalah didapatkan dari proses belajar yang terus menerus,” kata Ketua Divisi IBKPT PB ABKIN.

Dody dalam pemaparannya menyebutkan ada enam aspek yang perlu diperhatikan untuk menangkal paradoks salomo yakni: (1) perspective (mempertimbangkan perspektif orang yang terlibat dalam konflik); (2) change (mengakui kemungkinan terjadinya perubahan); (3) flexible (mengakui beberapa cara mengatasi atau menemukan solusi atas suatu konflik); (4) limit of knowledge (mengakui ketidakpastian dan batas-batas pengetahuan); (5) compromise (mengakui pentingnya/mencari kompromi antara sudut pandang yang bertentangan); dan (5) resolution (mengakui pentingnya/memprediksi resolusi konflik).

Selanjutnya, penerapan The Best Friend Method dalam menghadapi masalah juga tidak kalah penting. Metode ini menekankan pada upaya memberi jarak antara individu dan masalah yang sedang dihadapi untuk melihat atau menganalisisnya dari sudut pandang orang ketiga, sehingga kita bisa melihat masalah secara objektif. Cara ini juga bisa menjadi perenungan pribadi bagi individu untuk memperhatikan setiap nasihat yang akan disampaikan kepada orang lain. Sebab bisa jadi nasihat yang dilontarkan tersebut sebenarnya sangat relevan dengan masalah yang sedang dihadapi. (rof)