Guru PKn MAN 1 Bantul Berpartisipasi dalam Rapat Koordinasi Nasional Implementasi Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila
Bantul (MAN 1 Bantul) - MAN 1 Bantul telah mengirimkan seorang guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) untuk berpartisipasi dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) yang diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Rakornas ini membahas strategi implementasi Buku Teks Utama (BTU) Pendidikan Pancasila di satuan pendidikan di bawah koordinasi Kementerian Agama Republik Indonesia. Guru PKn yang diutus adalah Agustin Budihayati Putri, acara ini berlangsung di Ballroom Lantai 6, Hotel Grand Mercure Yogyakarta, Jalan Adisucipto, Demangan, Yogyakarta, Selasa (22/4).
Rakornas ini dihadiri oleh para guru PKn dari tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) se-DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) dan perwakilan dari Jawa Tengah, serta Kepala Kantor Provinsi Kementerian Agama dari seluruh Indonesia. Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari sosialisasi BTU Pendidikan Pancasila kepada para guru di DIY dan Jateng yang telah dilaksanakan pada tahun 2023, yang mencakup buku guru dan buku siswa untuk kelas 1-12.
BPIP, sebagai penyelenggara Rakornas, bertujuan untuk mensosialisasikan materi pendidikan Pancasila, menyusun arah kebijakan pendidikan Pancasila, dan menyelenggarakan Diklat pendidikan Pancasila. Pada sesi pertama, seluruh peserta Rakornas mendapatkan pemaparan materi yang menarik tentang Pancasila, BTU Pendidikan Pancasila, filsafat Pancasila, dan sejarah lahirnya Pancasila.
Sesi kedua diisi dengan diskusi panel yang terbagi menjadi beberapa kelompok, yaitu kelompok Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama se-Indonesia, kelompok Guru PKn MTs, kelompok Guru PKn MA, dan Kelompok Asosiasi Guru Pendidikan se-Pulau Jawa (AGPPI). Dalam diskusi panel, Agus Moh. Najib menegaskan pentingnya membangun dan menanamkan nilai Pancasila pada anak didik untuk mewujudkan tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia. Beliau juga mengingatkan agar Indonesia tidak bermental "VOC", yang berarti menjual sumber daya alam secara mentah tanpa memperhatikan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Najib menekankan bahwa BTU merupakan rujukan penting sebagai sumber otentik Pancasila dan dapat dikembangkan sesuai kebutuhan dalam kelas untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul. Melalui Rakornas ini, diharapkan dapat terjalin sinergi dan kolaborasi antar pemangku kepentingan dalam mengimplementasikan BTU Pendidikan Pancasila secara efektif di satuan pendidikan di bawah koordinasi Kementerian Agama. Tujuannya adalah untuk mendidik generasi muda Indonesia dengan karakter Pancasila yang kuat, siap membangun bangsa dan negara, serta mampu bersaing di era globalisasi. (agoest)