Lompat ke isi utama
x
MTsN 1 Bantul

Guru MTsN 1 Bantul Ikuti Pembinaan Moderasi Beragama

Dikirim oleh Sugiyono pada 20 March 2024

Bantul (MTsN 1 Bantul) - Guru MTsN 1 Bantul, Sri Suharti,  mengikuti kegiatan pembinaan penguatan moderasi beragama yang diselenggarakan oleh Kemenag Kabupaten Bantul. Kegiatan ini   dilaksanakan pada Selasa (19/03 24) di aula pada pukul 08.30-11.00 WIB. Moderasi beragama menjadi program prioritas Kementerian Agama RI dari tingkat tertinggi sampai tingkat terendah dan masuk dalam kurikulum merdeka. 

Bangsa Indonesia saat ini mengalami problematika yang menyangkut ekstrimisme, radikalisme, dan tidak jarang ujaran kebencian terhadap orang lain yang mengancam kesatuan dan persatuan. Tumbuhnya ekstrimisme dan radikalisme akibat dari cara pandang sesorang yang sempit dalam beragama, sehingga merasa paling benar dan enggan menerima pendapat orang lain. Untuk menangkal problematika tersebut, moderasi beragama merupakan obat mujarab untuk menjaga persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia. 

Moderasi agama merupakan cara pandang seseorang dalam beragama secara moderat, yakni memahami dan mengamalkan ajaran agamanya secarai baik dan terhindar dari ekstrimisme dan radikalisme. Moderasi beragama juga dapat dipahami sebagai jalan tengah dalam keberagaman beragama di Indonesia, sebagai warisan nusantara yang harus dijaga dan dilestarikan oleh generasi penerus bangsa. Oleh karena itu, dalam moderasi beragama berdakwah harus menggunakan prinsip mauidhoh hasanah yakni berdakwah dengan cara merangkul bukan memukul, mengayomi bukan menelanjangi supaya tercipta kehidupan yang harmonis. 

“Adapun tujuan pembinaan Penguatan moderasi beragama bertujuan untuk mewujudkan  komitmen bhineka tunggal ika dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” jelas Ahmad Musyadad selaku Kasi Dikmad dalam sambutannya. 

“Seseorang yang memahami dan mengamalkan ajaran agamanya secara moderat akan tampak dalam empat indikator yaitu; pertama memiliki komitmen kebangsaan yang kuat, kedua memiliki toleransi yang tinggi ketiga anti kekerasan dan keempat ramah terhadap tradisi dan budaya lokal," jelas Ening selaku narasumber. (sri)