Guru MAN 2 Bantul Hadiri MGMP: Membangun Kompetensi Guru Pendidikan Pancasila MA se-DIY Menuju Pembelajaran Bermakna
Bantul (MAN 2 Bantul) - Suasana edukatif dan penuh semangat terasa di Aula MAN 3 Bantul sejak pukul 09.00 WIB hari selasa (10/6/25). Guru-guru Pendidikan Pancasila dari Madrasah Aliyah Negeri dan Swasta se-Daerah Istimewa Yogyakarta hadir dalam kegiatan yang sangat strategis: Workshop MGMP Pendidikan Pancasila MA DIY Tahun 2025, dengan tajuk “Kupas Tuntas Deep Learning”.
Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam upaya memperkuat dan mengembangkan kompetensi guru dalam menerapkan pembelajaran deep learning yang menekankan pada pemahaman mendalam, berpikir kritis, serta penerapan nilai-nilai Pancasila secara nyata dalam kehidupan peserta didik.
Diselenggarakan oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Pendidikan Pancasila MA DIY, workshop ini bertempat di MAN 3 Bantul, Jl. Imogiri Km 10, Ketongo, Wonokromo, Pleret, Bantul dan dihadiri oleh guru-guru berdedikasi tinggi dari berbagai madrasah di wilayah DIY. Mereka hadir atas penugasan resmi dari masing-masing kepala madrasah, sebagai bentuk dukungan penuh terhadap peningkatan kualitas pendidikan karakter di madrasah.
Pendidikan Pancasila saat ini tidak cukup hanya diajarkan sebagai hafalan materi. Diperlukan metode yang mampu membentuk pemahaman yang reflektif, kritis, dan aplikatif. Oleh karena itu, konsep deep learning menjadi sangat relevan untuk diterapkan, terutama dalam konteks penguatan nilai-nilai kebangsaan, demokrasi, dan karakter peserta didik.
Dalam workshop ini, para peserta diajak untuk mendalami strategi pembelajaran yang menggugah nalar, membuka ruang diskusi terbuka di kelas, serta mengaitkan materi Pancasila dengan realitas sosial yang ada di sekitar peserta didik.
Sebagai narasumber utama, hadir Sari Oktafiana, seorang akademisi dan praktisi pendidikan yang telah banyak menangani pelatihan guru. Dalam paparannya, menekankan bahwa pembelajaran mendalam bukan hanya sekadar mengganti model dan metode mengajar, tetapi menyentuh paradigma berpikir guru dalam mentrasfer pengetahuan dan kecakapan peserta didik.
“Guru Pancasila harus menjadi penggerak nilai dan agen perubahan. Dengan pendekatan deep learning, siswa akan mampu menganalisis, mengevaluasi, dan mengambil keputusan berdasarkan nilai-nilai luhur Pancasila, bukan sekadar mengingat sila demi sila,” tegas Sari.
Edi Susanto, sebagai perwakilan guru Pendidikan Pancasila MAN 2 Bantul turut ambil bagian dalam kegiatan tersebut untuk lebih memperkuat visi dan konsistensi dalam mengembangkan model pembelajaran kontekstual dan berbasis karakter di madrasah.
Kepala MAN 2 Bantul, Nur Hasanah Rahmawati, juga memberikan dukungan penuh atas keikutsertaan guru dalam workshop ini. Dalam pernyataannya, Nur Hasanah menyampaikan bahwa peningkatan kompetensi guru merupakan investasi jangka panjang dalam membangun mutu pendidikan madrasah.
“Kami sangat mendukung partisipasi aktif guru dalam MGMP seperti ini, karena guru adalah tulang punggung pembentukan karakter bangsa. Semakin tinggi kapasitasnya, semakin besar pula dampaknya bagi siswa dan masyarakat,” tuturnya.
MGMP tidak hanya berfungsi sebagai forum peningkatan mutu pengajaran, tetapi juga sebagai ruang kolaborasi dan penguatan solidaritas antar guru. Dalam pertemuan kali ini, para peserta terlibat aktif dalam diskusi dengan tema “Kupas Tuntas Deep Learning”. Diskusi ini menjadi tonggak penting dalam transformasi cara mengajar, cara berpikir, dan cara membangun bangsa melalui jalur pendidikan. Dengan guru-guru yang terus belajar dan berinovasi, madrasah sebagai lembaga pendidikan keagamaan dan kebangsaan akan semakin siap menghadapi tantangan masa depan.
MGMP Pendidikan Pancasila MA DIY tahun 2025 ini diharapkan menjadi awal dari banyak inisiatif positif yang akan terus bergulir untuk memperkuat kualitas pembelajaran Pancasila di madrasah. Karena pada akhirnya, masa depan bangsa ditentukan oleh siapa yang mendidik dan bagaimana pendidikan itu ditanamkan sejak dini. (ES)