Lompat ke isi utama
x
MAN3

Guru BK MAN 3 Bantul Ikuti Workshop Pengembangan Kurikulum Magister BKI UIN Sunan Kalijaga

Dikirim oleh liana pada 16 November 2023

Bantul (MAN 3 Bantul) - Program Studi Magister Bimbingan dan Konseling Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menyelenggarakan workshop pengembangan kurikulum Prodi Magister BKI di Hotel Porta by The Ambarukmo Yogyakarta, Selasa (14/11/ 2023). Kegiatan ini melibatkan dosen-dosen pengampu magister BKI, perwakilan mahasiswa magister BKI, Penyuluh Agama KUA, dan guru bimbingan dan konseling MA DIY. Selain itu juga menghadirkan narasumber Dr. Suwarjo, M.Si dari UNY dan Dr. Muhammad Hanif, S.Ag.,M.Ag.,MA dari UIN Syaifuddin Zuhri Purwokerto.

Kegiatan dibuka Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Prof. Dr. Hj. Marhumah, M.Pd. Dalam sambutannya Marhumah menyampaikan bahwa UIN Sunan Kalijaga selalu menjadi role model PTKIN yang lain dalam pengembangan kurikulum, sehingga harapannya dengan kegiatan ini dapat mengembangkan kurikulum yang mencakup empat komponen; (1) proses, (2) materi, (3) metode, dan (4) strategi. Sehingga bisa menjadi kurikulum magister BKI yang living curriculum, tidak stagnan, kurikulum yang selalu bisa menyesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan yang ada. Suwarjo menuturkan visi BKI yang Integratif interkonektif sangat relevan di era sekarang ini, selain itu kombinasi teori dan praktik harus purposional, sehingga lulusan BKI bisa mengembangkan diri baik sebagai akademisi maupun praktisi. Lulusan BKI banyak terserap menjadi konselor Pendidikan, dosen, peneliti serta coach.

Muh Hanif menekankan pada aspek filosofis kurikulum yang dikembangkan, bahwa nilai-nilai positif dari berbagai aliran filsafat dan filsafat pendidikan, selalu mengaitkan dari hulu ke hilir suatu teori ilmu, dari epistimologi hingga aksiologi sehingga lulusan BKI memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap terbentuk secara komprehensif Arief Rachman Anzaruddin, S.Pd Guru BK MAN 3 Bantul, mengusulkan tentang konsentrasi BK yang dikembangkan di UIN SUKA apakah ke pendidikan, ke sosial dan insdustri, atau ke klinis-rehabilitasi, karena masing-masing mempunyai perbedaan dalam pendekatan dan teori yang mendasarinya.

"Ibarat skill dan amunisi harus menyesuaikan medan yang akan dilalui, jika akan ke laut maka harus punya bekal dan skill berenang, tanpa itu maka tidak akan survive. Hal ini penting agar lulusan ‘ora kepaten obor’ saat bekerja karena wawasan dan keterampilan yang kurang mendalam," papar Arief. Keterlibatan guru BK dan penyuluh agama KUA sangat diperlukan dalam pengembangan kurikulum ini, karena madrasah dan KUA adalah pengguna (user) lulusan BKI UIN Sunan Kalijaga baik jenjang sarjana atau magister, diharapkan lulusan dari BKI mempunyai bekal dan kemampuan dalam memahami lingkungan kerja dan dinamika yang terjadi pada lingkungan tersebut, sehingga lulusan BKI bisa berperan optimal di dunia kerja. (ara/sal)