Guru Bahasa Indonesia MTsN 1 Bantul Ikuti Diklat Nasional Penguatan Literasi Digital bagi Guru dalam Konteks Kurikulum Merdeka
Bantul (MTsN 1 Bantul) – Literasi adalah kemampuan individual dalam menggunakan potensi dan keterampilan membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah yang dimiliki dalam hidupnya. Jenis literasi antara lain literasi baca tulis, numerasi, sains, finansial, kebudayaan dan kewargaan, serta literasi digital.
Materi di atas mengawali paparan Wati Istanti, selaku narasumber pada Diklat Nasional “Pengoptimalan Kompetensi Guru Bahasa Indonesia dan Implementasinya dalam Kurikulum Merdeka". Hari pertama pelaksanaan diklat ini diwarnai antusias para peserta yang ditandai dengan banyaknya pertanyaan yang ditujukan kepada narasumber. Diklat secara daring via zoom meeting ini dilangsungkan pada Jumat (01/03/24) pukul 19.30 sampai dengan 21.00 WIB. Sebanyak 485 guru Bahasa Indonesia seluruh Nusantara mengikuti zoom meeting ini. Anuk Kuswanti selaku guru Bahasa Indonesia MTsN 1 Bantul turut berpartisipasi pada kegiatan ini.
Dengan gamblang Wati Istanti menyampaikan tema pada hari pertama ini “Penguatan Literasi Digital bagi Guru dalam Konteks Kurikulum Merdeka”.
“Era digitalisasi adalah zaman yang sudah mengalami kondisi perkembangan kemajuan dalam ranah kehidupan ke arah yang serba digital. Ada dua dampak penggunaan media digital, positif dan negatif. Dampak positifnya berupa membantu proses pembelajaran yang inovatif, untuk mencari sumber-sumber belajar kredibel dan signifikan, membuka peluang bagi guru agar lebih produktif dalam menciptakan media ajar digital. Sedangkan dampak negatifnya yakni penyebaran berbagai berita palsu, cyberbullying, perubahan sikap (attitude), dan pengaruh psikologis (autis),” papar dosen Fakultas bahasa dan sastra Universitas Negeri Semarang ini.
Wati Istanti juga menambahkan bahwa guru Bahasa Indonesia mempunyai peran strategis pada era digital. Guru dapat berperan dalam penguatan literasi digital, penggunaan teknologi digital sebagai sumber belajar, sebagai media pembelejaran berbasis teknologi digital, untuk pengawasan/ujian, mengakses informasi secara cepat, untuk mempublikasikan karya dan berbagai informasi, serta promosi sekolah.
Pada akhir paparannya, narasumber yang muda usia tetapi kaya ilmu dan wawasan ini berpesan agar seorang guru harus dapat mengintegrasi kurikulum merdeka dan literasi digital. (ank)