Giat Belajar di Masa Pandemi, Guru IPS MTs Kabupaten Bantul Ikuti Workshop Penyusunan Diktat
Bantul (MTsN 9 Bantul) – MTsN 9 Bantul menjadi tuan rumah diselenggarakannya Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Ilmu Pengetahuan Sosial jenjang MTs di Kabupaten Bantul, Rabu (23/2). MGMP merupakan kegiatan yang diselenggarakan untuk mengembangkan profesionalitas guru. Kegiatan ini rutin diselengarakan oleh forum MGMP IPS MTs dengan bertempat di madrasah-madrasah di Kabupaten Bantul. Pada kesempatan ini, MTsN 9 Bantul menjadi tuan rumah yang ruangannya bertempat di perpustakaan.
Dalam rangka meningkatkan kinerja Guru IPS, pada pertemuan ini, MGMP IPS mengadakan Pendidikan dan Pelatihan dengan tema “Workshop Pembuatan Diktat” yang diisi oleh Nur Hasanah Rahmawati, S.Ag., M.M. selaku narasumber dan juga Kepala MTsN 9 Bantul. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantul, Ahmad Musyadad, S.Ag., M.S.I. Pelaksanaan workshop dimulai pukul 10.00 WIB yang dihadiri oleh beberapa guru IPS dari madrasah seluruh Kabupaten Bantul.
Ahmad Musyadad memberikan pembinaan kepada guru IPS yang hadir dalam kegiatan tersebut. Dalam pembinaannya, ia mengajak kepada seluruh guru untuk selalu berpartisipasi dalam setiap pertemuan yang dapat menjadi tempat mengembangkan profesionalitas mereka. Ia juga berharap agar mereka juga ikut mengimplementasikan tentang surat edaran Kantor Kementerian Kantor Wilayah D.I. Yogyakarta yang berisi penggunaan dana TPG untuk meningkatkan kualitas anggota MGMP. Dana TPG ini akan dikelola oleh MGMP di setiap mata pelajaran.
Atik, sapaan akrab Kepala MTsN 9 Bantul sekaligus narasumber dalam kegiatan ini menyampaikan beberapa poin penting mengenai tata cara pembuatan diktat. Ia menyampaikan bahwa diktat merupakan salah satu syarat kenaikan pangkat yang pembuatan masih mudah dan sederhana. Dalam penyusunan diktat harus ada daftar isi, tujuan diktat, judul bab, penjelasan tujuan bab, uraian isi pelajaran, penjelasan teori, sajian contoh, soal latihan, dan daftar pustaka. Menurutnya diktat yang dibuat guru harus bersifat mempermudah atau memperkaya materi pelajaran yang disampaikan guru.
“Dalam pembuatan diktat lebih mudah jika dibuat setiap satu semester. Semakin tinggi tingkat penilaian diktat maka akan semakin tinggi pula hasil penilannya. Saya harap seluruh peserta dapat membuat diktat di tingkat madrasah atau jika memungkinkan penilaiannnya dapat diajukan ditingkat yang lebih tinggi,” tutur Atik. (gas)