Lompat ke isi utama
x
mtsn 3 bantul

Dinas Perpustakaan Sambut Baik, Sedekah Buku Guru MTsN 3 Bantul

Dikirim oleh liana pada 17 December 2021

Bantul (MTsN 3 Bantul) - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Bantul mengucapkan terimakasih atas sedekah buku dari Pak Sutanto. Buku ini semakin menambah ragam koleksi buku yang ada. "Saya yakin, buku Fabel Islami ini akan diminati anak-anak karena memuat nilai-nilai kebaikan serta Pendidikan karakter”, Kata Sekretaris Dispusip Bantul Dra.Sri Kayatun saat menerima 2 buku dari Guru Seni Budaya MTsN 3 Bantul Drs.Sutanto di kantornya, Jumat (17/12).

Menurutnya, sedekah buku tersebut sudah merupakan yang ketiga kalinya dilakukan Sutanto. “Kami sangat senang, semakin banyak masyarakat yang peduli membuat buku untuk anak-anak sebagai calon pemimpin masa depan secara langsung turut berperan dalam upaya mencerdaskan bangsa,” imbuh Sri.

Buku yang diserahkan Sutanto ada 2 yaitu buku solo “Menebar Rasa” yang merupakan karyanya melalui Komunitas Yuk Menulis (KYM), dan Fabel Islami Paling Seru dan Mendidik #2 dimana dia ikut menjadi salahsatu penulis melalui Komunitas Roemah Penulis. Baik KYM maupun KRM foundernya adalah Vitriya Mardiyati.

Sutanto menambahkan, Menebar Rasa merupakan buku solo yang ke-9 semenjak bergabung dengan KYM Maret 2020 lalu. Tak tanggung-tanggung, yang memberi pengantar buku ini Dosen Fakultas Ilmu Budaya UGM sekaligus penyair, Dr. Novi Siti Kussuji Indrastuti, M.Hum dan Fasilitator Nasional dari Magelang Fusna Marzuqoh, SH.

Dalam buku ini berbagai aspek kehidupan dan pesan diramu dan dikombinasikan sedemikian rupa dalam susunan dan bahasa yang indah sehingga makna yang disampaikan serasa semakin dalam.  Beberapa puisi dalam antologi ini melukiskan tentang romantika kenangan cinta dan rindu yang  terpendam, seperti dalam sajak berjudul: Cerita Kala Remaja, Denting Gitarmu, Gadis Jelita, Debaran di Dada, dan sajak Bersamamu, yang mengemukakan tentang indahnya masa remaja yang penuh romantika.

Dalam buku ini juga kental dengan nuansa religius.  Misalnya, sajak “Ceritaku Sampai di Mana?” yang mengemukakan bahwa manusia itu sangat “kecil” dan tidak berdaya di hadapan Tuhan.  Sajak “Cemburukah Tuhan” mengungkapkan bahwa manusialah yang membutuhkan Tuhan, bukan Tuhan yang membutuhkan manusia sehingga manusia senantiasa harus mendekatkan diri kepada-Nya. 

Menurut Sutanto, yang istimewa dari Fabel Islami, selain proses pembuatan cerita melalui sebuah workshop, juga dilakukan seleksi naskah yang ketat sehingga cerita yang lolos adalah yang memang berkualitas. Perbedaan fabel pada umumnya dengan fabel islami dalam buku ini, adanya tambahan berupa Pojok Info yang memuat karakter yang ditonjolkan seperti:  jujur, rendah hati, sabar, syukur dll. Dilengkapi pula dengan dasar Hadits maupun ayat Alquran. “Saya berupaya ikut menggelorakan literasi di Bantul, sekaligus menambah koleksi di perpusda dengan bacaan yang baik khususnya untuk anak-anak dan remaja,” tandas Sutanto.