Bekali Orang Tua Siswa,MI Al Anwar Gelar Parenting di TK Al Barokah Piring
Bantul (MI Al Anwar) - Madrasah Ibtidaiyah Al Anwar Nangsri Mengadakan MOU dengan TK setempat Diera digital, tidak hanya guru yang dituntut harus mampu beradaptasi dalam memberikan pendidikan dan pengajaran akan tetapi orangtua wali siswa juga dituntut untuk mampu memahami pola asuh terhadap anak. Untuk itu MI Al Anwar menggelar kegiatan pendidikan parenting bagi wali siswa Tk piring pada Kamis pagi (21/03) yang sekaligus sebagai rangkaian kegiatan dalam Sosialisasi Pengenalan program madrasah. Kegiatan pendidikan parenting ini diikuti oleh sebagian wali siswa TK Besar. Di dapuk sebagai narasumber pada pendidikan parenting, Akhmad Farid, praktisi parenting sekaligus nara sumber diberbagai forum kegiatan parenting dari Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Kab.Bantul. mengatakan " Parenting ini bertujuan untuk membekali para orang tua agar memiliki perubahan pola pikir dalam menjaga keharmonisan rumah tangga, baik bersama pasangan maupun anak. Disamping itu diharapkan peserta memiliki pemahaman tentang pendidikan anak ,karakter, kesehatan mental anak sebagai bagian dari problem anak usia dini".
“Komunikasi memerankan peran penting membangun hubungan harmonis. Setiap orangtua harus menyadari bahwa anak memiliki mental yang harus dijaga kesehatannya. Mendidik anak adalah kewajiban orangtua dan orangtua adalah pendidik kodrati yang bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk; pendidik, role model, motivator, fasilitator, sahabat bagi anak dan lain lain. Beliau juga berpesan tentang 5 bahasa kasih sayang anak diantaranya ; sentuhan fisik, apresiasi, waktu yang berkualitas, afirmasi, pelayanan dan bantuan”. Ungkap Akhmad Farid saat memberikan materi parenting.
Kepala MI Ma’arif Al Anwar dalam sambutannya mengatakan bahwa pendidikan parenting diselenggarakan dalam rangka ikhtiyar madrasah untuk berkolaborasi dalam rangka sosialisasi penerimaan peserta didik baru dan juga dengan wali siswa dalam mengantarkan peserta didik yang memiliki kesehatan mental, berkarakter, religius dan pada gilirannya terbentuk pribadi unggul yang memiliki tanggung jawab terhadap keputusan yang mereka ambil.
“Semoga kegiatan ini berkontribusi positif dalam membangun harmonisasi orangtua-anak sehingga tercipta iklim keterbukaan dalam lingkungan keluarga. Dengan itu kesehatan mental anak terjaga dan pada gilirannya anak memiliki rasa tanggungjawab dalam membangun masa depannya”, pungkas Fatimah. (Fatim)