Aksi Cinta Lingkungan Siswa MAN 4 Bantul: Ubah Sampah Jadi Kompos Lewat Program P5RA
Bantul (MAN 4 Bantul) - Suasana Musala MAN 4 Bantul dipenuhi semangat dan antusiasme dari siswa kelas XI F2 hingga F5 pada Senin (21/4) yang mengikuti sosialisasi kegiatan persiapan praktik pembuatan kompos. Kegiatan ini menjadi bagian dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan Lil ‘Alamin (P5RA) dengan tema "Gaya Hidup Berkelanjutan".
Dipandu oleh tiga fasilitator inspiratif, yaitu Ratna Dhevi Fahmiyati, Endriani Putri Taufani, dan Agung Wicaksono, kegiatan ini bertujuan membekali siswa dengan pengetahuan dasar serta keterampilan teknis dalam mengolah sampah organik menjadi kompos.
Ratna Dhevi Fahmiyati dalam penyampaiannya menegaskan pentingnya keterlibatan aktif siswa dalam menjaga lingkungan melalui tindakan nyata. “Kami ingin menanamkan kesadaran bahwa menjaga bumi bisa dimulai dari hal sederhana, seperti mengolah sampah organik di sekitar kita. Lewat praktik ini, kami harap siswa bisa menjadi agen perubahan di lingkungan masing-masing,” ujarnya penuh semangat.
Dalam sesi sosialisasi, siswa dibekali informasi penting mengenai jenis sampah organik, proses pengomposan, serta alat-alat yang wajib dibawa saat praktik pada hari Senin mendatang. Kegiatan praktik nantinya diharapkan menjadi momentum bagi para siswa untuk menerapkan nilai-nilai keberlanjutan secara langsung.

Usai sosialisasi, dilanjutkan praktik yang dilaksanakan di ruang kelas masing-masing yang didampingi oleh para guru. Siswa-siswi tampak antusias mengolah sampah organik seperti sisa makanan dan dedaunan menjadi pupuk kompos. Media yang digunakan pun cukup sederhana, yakni galon bekas yang telah dimodifikasi sebagai wadah pembuatan kompos.
Namun sebelum memulai pengomposan, para siswa terlebih dahulu diminta membuat komposer yaitu alat bantu yang digunakan untuk mempercepat proses penguraian bahan organik. Langkah ini penting agar proses pembuatan kompos berjalan efektif dan menghasilkan kualitas kompos yang baik.
Agung Wicaksono, selaku Koordinator P5RA MAN 4 Bantul, mengungkapkan bahwa praktik ini merupakan langkah nyata dalam membentuk karakter pelajar yang peduli lingkungan dan bertanggung jawab terhadap sampah yang dihasilkan.
“Melalui praktik ini, kami ingin membuktikan bahwa siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga mampu mengaplikasikannya secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Mengolah sampah menjadi kompos adalah bagian dari gaya hidup berkelanjutan yang harus mulai dibiasakan sejak dini,” ujar Agung dengan penuh optimisme.
Kegiatan ini sekaligus menjadi bukti bahwa pendidikan karakter bisa diwujudkan lewat aksi nyata, sederhana namun berdampak besar, seperti mengolah sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi lingkungan dan mampu membentuk generasi muda yang peduli lingkungan dan mampu mengimplementasikan gaya hidup ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. (lel/ica)