Guru MAN 2 Bantul Ikuti Festival Pemimpin Merdeka 5: Menumbuhkan Ekosistem Madrasah Penuh Cinta
Bantul (MAN 2 Bantul) – Guru MAN 2 Bantul, Fitria Endang Susana berpartisipasi aktif dalam rangkaian Festival Pemimpin Merdeka 5 (FPM 5) pada hari kedua yang digelar secara daring melalui platform Zoom dan YouTube. Kegiatan yang berlangsung pada Rabu malam (13/08/2025) pukul 19.00 hingga 21.00 WIB, ini menghadirkan narasumber utama Amelia Tauresia Kesuma dari MAN Salatiga, dengan tema “Dari RPP hingga Kultur Madrasah: Menumbuhkan Ekosistem Cinta lewat Kepemimpinan Guru dan Kepala Madrasah.”
Festival Pemimpin Merdeka merupakan ajang yang menginspirasi para pendidik dan pemimpin pendidikan untuk mengembangkan strategi pembelajaran, kepemimpinan, dan budaya madrasah yang berpihak pada murid. Pada hari kedua ini, Bu Amelia membagikan pengalaman dan praktik nyata dalam membangun ekosistem madrasah yang penuh cinta, mulai dari penyusunan RPP berbasis Panca Cinta hingga membentuk kultur sekolah yang membuat seluruh warga merasa aman, dihargai, dan berdaya.
“RPP bukan sekadar dokumen administratif, tetapi peta perjalanan pembelajaran yang memanusiakan murid. Ketika disusun dengan hati dan dilandasi cinta, ia menjadi instrumen perubahan nyata di kelas maupun di madrash,” ujar Amelia dalam sesi paparan.
Fitria Endang Susana mengungkapkan bahwa materi yang disampaikan sangat relevan dengan upaya MAN 2 Bantul dalam mengembangkan pembelajaran berbasis kasih sayang dan kepedulian. “Saya melihat, apa yang disampaikan narasumber tentang kepemimpinan reflektif dan empatik benar-benar menjadi kunci dalam membangun hubungan yang sehat antara guru, siswa, dan pimpinan sekolah,” tuturnya.
Salah satu poin penting yang disorot adalah konsep RPP berbasis Panca Cinta. Lima nilai cinta yang dimaksud meliputi Cinta Allah dan Rasul-Nya, Cinta Ilmu, Cinta Lingkungan, Cinta Diri dan Sesama Manusia, dan Cinta Tanah Air.
Menurut Amelia, mengintegrasikan nilai-nilai ini ke dalam setiap rencana pembelajaran akan memberikan dampak signifikan pada pembentukan karakter siswa, sekaligus memperkuat kultur madrasah yang berpihak pada siswa. Materi pelatihan juga menekankan bahwa keberhasilan membangun ekosistem pendidikan yang sehat tidak hanya mengandalkan peran guru semata, melainkan membutuhkan kepemimpinan kepala madrasah yang mendukung, memberi teladan, dan menciptakan ruang kolaborasi.
Amelia mencontohkan bagaimana ia, saat menjadi Plt Kepala Madrasah, berupaya mendorong guru untuk saling berbagi praktik baik, membangun komunitas belajar, dan memberikan umpan balik yang membangun. “Guru yang hebat akan semakin bersinar ketika didukung oleh kepala madrasah yang visioner dan peduli,” ujarnya. Bagi Fitria Endang Susana, pesan ini menjadi pengingat penting bahwa peran guru dan kepala madrasah bukanlah entitas yang terpisah, melainkan dua roda yang harus berjalan selaras demi menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan memotivasi siswa.
Meski dilakukan secara daring, suasana pelatihan tetap hangat dan interaktif. Peserta aktif mengajukan pertanyaan, berbagi pengalaman, dan mendiskusikan tantangan yang mereka hadapi di madrasah masing-masing. Amelia dengan sabar menanggapi setiap pertanyaan, bahkan memberikan contoh konkrit yang dapat langsung diadaptasi peserta di madrash mereka.
Fitria Endang Susana mengaku mendapatkan banyak inspirasi, terutama terkait strategi membangun kepercayaan antara guru dan siswa. “Salah satu yang saya garis bawahi adalah pentingnya menghadirkan rasa aman di kelas. Murid yang merasa aman akan lebih berani mencoba, lebih terbuka, dan lebih cepat berkembang,” ujarnya.
Keikutsertaan Fitria Endang Susana dalam FPM 5 diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi MAN 2 Bantul. Ia berkomitmen untuk membagikan materi dan wawasan yang diperoleh kepada rekan guru melalui forum internal madrasah. Beberapa ide yang ingin segera diterapkan di antaranya menyusun RPP dengan pendekatan Panca Cinta, mengadakan sesi refleksi guru secara rutin untuk membangun kesadaran kolektif, mengembangkan kegiatan sekolah yang memperkuat rasa saling menghargai antarwarga madrasah.
Kepala MAN 2 Bantul menyambut baik inisiatif ini dan berencana memberikan dukungan penuh agar ide-ide tersebut dapat diimplementasikan secara berkelanjutan. Festival Pemimpin Merdeka 5 hari kedua bukan hanya sekadar pelatihan, tetapi juga ruang berbagi inspirasi dan semangat perubahan. Bagi Fitria Endang Susana, pengalaman ini menjadi penguatan bahwa pendidikan sejati adalah yang memanusiakan, menumbuhkan cinta, dan menggerakkan semua pihak untuk berkolaborasi. (Fitria)