Peringati Hari Bapak Pandu Dunia, Guru MTsN 3 Bantul Membuat 2 Puisi Pramuka
Bantul (MTsN 3 Bantul) - Memperingati Hari Bapak Pandu Dunia Lord Boden Powell yang jatuh pada 22 Februari, guru MTsN 3 Bantul, Drs. Sutanto membuat 2 puisi bertema pramuka yang diberi judul Pramuka dan Pramuka Siap Sedia.
Menurut guru yang juga menjadi Andalan Kwarcab Bantul kedua puisi ini dibuatnya secara AKROSTIK dengan menggunakan nama pahlawan.
Untuk puisi “Pramuka” menggunakan huruf awal pahlawan “PANGERAN SAMBERNYOWO”, sedangkan puisi “Pramuka Siap Sedia” menggunakan huruf awal “SRI SULTAN HAMENGKU BUWONO IX”. “Ada banyak cara untuk memperingati hari yang bersejarah bagi para pramuka se dunia ini. Saya sengaja membuat puisi secara akrostik dengan 2 pahlawan tersebut. Selain menikmati rangkaian kata dalam puisi sekaligus mengingat nama pahlawan kita,” terang Sutanto di kediamannya celep Srigading Sanden Bantul, Senin (21/2).
Ketua Kwarcab Gerakan Pramuka Bantul, Hj. Emi Masruroh, S.Pd mengapresiasi puisi yang ditulis Sutanto tersebut. Dirinya merasa penasaran dengan puisi akrostik tersebut. “Membaca puisi akrostik yang ditulis oleh Kak Sutanto, membuat saya penasaran tentang makna dari puisi akrostik. Mungkin bagi sebagian besar orang juga belum mengerti makna dari puisi akrostik itu apa. Ternyata puisi akrostik adalah sajak atau puisi yang huruf awal dari setiap baris menyusun sebuah kata atau kalimat secara vertikal dari atas ke bawah,” ungkap Emi.
Sutanto menambahkan, Robert Stephenson Smyth Baden Powell adalah pendiri Gerakan Kepanduan Dunia yang dilahirkan pada 22 Februari 1857 di London, Inggris. Tanggal inilah kemudian ditetapkan sebagai Hari Bapak Pandu Dunia. Baden Powell ditetapkan sebagai Bapak Pandu Dunia, lantara pengalamannya yang mendasari pembinaan remaja di Inggris, bernama Boy Scout. Dari pembinaan inilah yang kemudian berkembang menjadi gerakan Pramuka. “Awal 1908, dia menulis pengalaman untuk acara latihan kepramukaan. Kumpulan kisah itu menjadi sebuah buku berjudul “Scouting For Boys”. Buku tersebut cepat tersebar di Inggris dan negara-negara lain yang kemudian mendirikan organisasi kepramukaan yang semula hanya untuk laki-laki,” terangnya.
Berikut ini 2 puisi selengkapnya:
Pramuka
Praja Muda Karana
Anak-anak muda yang suka berkarya
Niat berjuang dengan ikhlas dan rela
Genggam Merah Putih
Erat di dekap di dada
Ringan tangan menolong sesama
Akrab bergaul dengan siapa saja
Nyalinya teruji hadapi aneka kendala
Suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan
Adalah ciri sikap pribadinya
Menyelesaikan masalah dengan musyawarah
Biasa hidup dengan berkemah
Enak yang dirasa dimanapun berada
Rajin terampil dan gembira
Nyaman dalam berbagai suasana
Yakin dalam setiap gerak langkahnya
Orang tua muda bisa berkarya dengan ceria
Wanita dan pria tiada beda
Oh bahagia menjadi Pramuka
Pramuka Siap Sedia
Siaga, Penggalang, Penegak, Pandega
Rakyat muda dalam berbagai usia yang suka berkarya
Itulah Praja Muja Karana
Sepuluh darma sebagai kode moral
Untuk pedoman perilakunya
Landasan berupa janji
Tri Satya tiada terlupa
Aktif mengisi pembangunan
Negara tercinta Indonesia
Hari lahirnya selalu diperingati
Agustus setiap tahunnya
Merah Putih menggantung di dada
Enggan berduka selalu ceria
Nyanyian gembira di setiap harinya
Gugus Depan sebagai garda terdepan
Kawah candradimuka generasi penerus bangsa
Untuk Indonesia jaya
Berkemah di alam terbuka
Untuk mengembleng tunas muda
Wiyata yang paling bermakna
Orientasi pada proses bukan hasil semata
Nilai kebaikan selalu dijunjung
Orangtua dan masyarakat turut mendukung
Kembangkan Gerakan Pramuka
Entaskan keterpurukan menuju kemajuan
Semua akan berhasil dan terlaksana
Enyahkan kemalasan
Menuju generasi yang berkualitas
Berdedikasi tinggi demi utuhnya Republik ini
Insan pilihan sebagai teladan
Lahir dengan proses bukan karbitan
Agar Indonesia tetap jaya
Niscaya Pramuka siap sedia