Kepala MAN 2 Bantul Belajar Menanam Kurma dari Petani
Bantul (MAN 2 Bantul) – Kepala MAN 2 Bantul, Nur Hasanah Rahmawati berkesempatan belajar langsung cara menanam kurma dari petani berpengalaman, Suparyanto, di Dusun Gamelan, Sendangtirto, Berbah, Sleman, Sabtu (06/09/2025). Kegiatan ini dilakukan sebagai bagian dari rencana penanaman pohon kurma di depan Masjid At Ta’awun MAN 2 Bantul.
Penanaman pohon kurma di madrasah bukan sekadar menambah keindahan lingkungan, tetapi juga memiliki nilai simbolik yang kuat. Pohon kurma dikenal sebagai tanaman khas negara-negara Arab, tempat asal agama Islam. Dengan demikian, kehadiran pohon kurma di lingkungan MAN 2 Bantul diharapkan dapat menjadi ikon sekaligus pengingat akan akar sejarah Islam bagi seluruh civitas akademika.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala MAN 2 Bantul menyampaikan bahwa kegiatan belajar menanam kurma merupakan wujud kepedulian madrasah terhadap pelestarian lingkungan. “Kami ingin menghadirkan tanaman yang tidak hanya bermanfaat secara ekologis, tetapi juga memiliki makna religius dan edukatif. Melalui pohon kurma, siswa bisa belajar tentang pentingnya melestarikan lingkungan sekaligus meneladani nilai-nilai Islam,” ungkap Nur Hasanah Rahmawati.
Sementara itu, Suparyanto, petani kurma yang juga pensiunan pegawai Pemda Provinsi DIY, berbagi pengalaman panjangnya dalam membudidayakan tanaman kurma. Ia menuturkan bahwa pohon kurma pertama yang ia tanam pada tahun 2016 mampu berbuah dalam waktu relatif singkat, yakni 22 bulan. “2016 saya tanam, 22 bulan berbuah. Saya ekspose dan itu mulai booming, mulai bergerak seluruh Indonesia itu,” jelasnya.
Sejak saat itu, Suparyanto semakin tekun mengembangkan kurma dan berhasil membudidayakan bibit yang kemudian dipasarkan hingga ke berbagai daerah, bahkan ke luar pulau. Keberhasilan tersebut menjadikan Suparyanto sebagai salah satu pionir petani kurma di Indonesia.
Dengan adanya kolaborasi antara dunia pendidikan dan praktisi pertanian, diharapkan penanaman pohon kurma di MAN 2 Bantul dapat menjadi inspirasi bagi madrasah lain untuk mengembangkan ikon tanaman khas yang sarat nilai budaya dan religius. (nhr)
