Menjaga Keserasian Kebhinekaan Bersama FKUB Kabupaten Bantul dengan Pelepasan Tukik
Bantul (Kankemenag) – FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Kabupaten Bantul menggandeng Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Bantul (Bakesbangpol Bantul) dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantul (Kankemenag Bantul) melaksanakan kegiatan bertajuk “Menjaga Keserasian Kebhinekaan Bersama FKUB Kabupaten Bantul dengan Pelepasan Tukik” yang berlangsung di Pantai Goa Cemara Patihan Gadingsari Sanden Bantul, Selasa (2/8).
Turut hadir Wakil Bupati Bantul Joko B. Purnomo, Kepala Bakesbangpol Bantul Stephanus Heru Wismantara, S.I.P., M.M., Kepala Kankemenag Bantul H. Aidi Johansyah, S.Ag., M.M., dan perwakilan pengurus FKUB Kapanewon, serta FPLA (Forum Pemuda Lintas Agama).
Rangkaian kegiatan ini diawali dengan senam kebugaran badan dan pikiran yang diinstrukturi oleh Cory dan dilanjutkan pelepasan tukik kemudian sarasehan. Pelepasan tukik ini juga melibatkan tokoh lintas agama yang tergabung dalam FKUB Kabupaten maupun kapanewon, Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Pantai Goa Cemara, dan beberapa mahasiswa dari Universitas Lampung.
Joko B. Purnomo mengatakan bahwa untuk melestarikan penyu yang ada di wilayah Kabupaten Bantul, diselenggarakan kegiatan pelepasan tukik di kawasan Goa Cemara. “Ini merupakan suatu momemtum yang sangat berharga buat kami masyarakat Bantul, bapak-bapak kita dari Kemenag mengkoordinir elemen-elemen tokoh keagaman yang ada di wilayah Kabupaten Bantul untuk diajak bersama-sama melestarikan lingkungan,” jelasnya.
“Jika itu bisa diwujudkan secara kontinyu, kami punya keyakinan ini akan membawa kesejahteraan bagi masyarakat Bantul, membawa kebaikan bagi Bantul, membawa lingkungan kita yang lestari, sehingga terwujud Bantul yang Projotamansari, sejahtera, demokratis dan agamis dengan salah satu langkahnya bapak-bapak kita dari Kemenag melaksanakan kegiatan yang harmonis, sejahtera dan berkeadilan. Atas nama Pemerintah Kabupaten Bantul, kami menghaturkan terima kasih kepada jajaran Kemenag dan dari jajaran FKUB se-Kabupaten Bantul,” tambahnya.
Lebih lanjut, Joko berterima kasih kepada Kepala Kemenag dan dari FKUB yang telah mengajarkan keteladanan kepada masyarakat dalam rangka mewujudkan kebersamaan ini. “Harapan kita akan diikuti mulai dari tingkat bawah, jika bisa diwujudkan, maka kekhawatiran kita tentang munculnya paham-paham apapun yang akan merusak keharmonisan masyarakat tidak akan bisa masuk dan bisa kita bentengi,” ujarnya.
Ketua FKUB Kabupaten Bantul H. Yasmuri, S,Pd., M.Pd.I. mengatakan bahwa toleransi terjalin dan terbina dengan baik. “Kami tetap mengajak tokoh agama di Kabupaten Bantul untuk tetap menjaga toleransi ini dengan sebaik-baiknya,” ucap Yasmuri.
“Tujuannya untuk menjalin harmonisasi, menjaga kedamaian di antara umat beragama, dan untuk melestarikan alam. Sepertinya melepas tukik ini belum dilakukan oleh yang lain, untuk itu FKUB Bantul mecoba melakukannya, semoga nantinya ada yang menirunya dalam rangka melestarikan alam,” ujar Yasmuri.
Yasmuri mengusulkan untuk dibentuk Forum Perempuan Lintas Agama. “Coba nanti dari Bantul kita mulai membentuk Forum Perempuan Lintas Agama, dulunya FKUB Kecamatan ini Bantul yang memulai, kemudian sekarang di Indonesia sudah banyak yang punya,” tambahnya.
Aidi Johansyah menyampaikan kaitan antara FKUB dengan pelepasan tukik. “Kaitannya sebagai simbolisasi mencintai alam dan isinya dengan memberi kebebasan, kita lepaskan tukik-tukik itu ke pantai dengan harapan dia bisa berjuang melanjutkan kehidupannya. Kebebasan ini bisa kita artikan kebebasan dalam melaksanakan agama sesuai tuntunannya. Namun kebebasan ini bukan merupakan kebebasan yang mutlak, tanpa memperhatikan urusan yang lain, maka ini yang perlu dibangun untuk memelihara kehidupan,” jelas Aidi.
Aidi turut mengapresiasi kegiatan ini, yaitu dilaksanakan di luar ruangan dengan beberapa hal yang positif. “Kita laksanakan kegiatan ini di luar kantor, dalam rangka mencari nuansa dan suasana yang tidak biasa dan bisa jadi akan memberi inspirasi bagi kita semua,” pungkasnya. (Dnd)