Lompat ke isi utama
x
mtsn 3 bantul

Aktif Ikuti Workshop, Guru MTsN 3 Bantul Raih Buku Menarik

Dikirim oleh liana pada 3 February 2022

Bantul (MTsN 3 Bantul) - Aktif mengikuti paparan dari para narasumber workshop membuat poster dengan canva, guru MTsN 3 Bantul Drs. Sutanto mendapat hadiah menarik berupa buku berjudul “Writing Workbook For Busy Moom” karya Indari Mastuti. Hadiah diberikan oleh Ketua Komunitas Media Pembelajaran (Komed) Korwil DIY Suyanto, S.Pd, didampingi Perwakilan Dompet Dhuafa, Nurul Azizah, di tempat acara, di Aula Yudhistira SLB 1 Bantul, Sabtu (29/1) disaksikan Sekretaris Komunitas Media Pembelajaran (Komed) DIY, Titin Mulyaningsih, M.Pd dan Pj. Pengembangan SDM DIY, Purwanti Setyawati, S.Pd selaku narasumber.

Sutanto merasa senang bisa ikut workshop yang diadakan oleh Komed Korwil DIY tersebut. Baginya tak ada kata terlambat untuk selalu mengupdate diri belajar dan terus belajar.  Meski usianya sudah tidak muda lagi, namun ia masih bersemangat membuka wawasan dan belajar bersama yang muda. “Saya senang bisa belajar canva, karena bisa langsung saya praktikkan untuk pembelajaran seni budaya di madrasah. Bahkan untuk ilustrasi jika membuat berita online sangat membantu,” imbuh Sutanto.

Menurut Pembina Komed Muhammad Arif Yuniar, S. Pd., M. Hum workshop bertujuan mengajak para guru membuat media dengan poster yg dapat di nilaikan untuk PAK sekaligus meningkatkan kapabilitas dan kualitas 99 guru se DIY dan sekitarnya yang berasal dari berbagai jenjang. Kegiatan perdana dilaksanakan secara daring, bertempat dan selanjutnya sampai Jumat (4/3) secara luring. Ia menambahkan, bahwa Komed merupakan akronim Komunitas Guru Media Pembelajaran, wadah belajar bagi guru-guru untuk berkarya menghasilkan media pembelajaran berkualitas dan sebagai tempat meningkatkan kualitas guru melalui beragam aktivitas serta pengayaan.

Komed memiliki visi meningkatkan mutu pendidik melalui pemberdayaan komunitas secara kontinue dan konsisten. Komed berdiri mulai 2015, di 2016 mulai memberdayakan anggota untuk menjadi penanggung jawab aktivitas selama setahun. Kurun waktu 2017-2018 terdapat Komed di Jabodebek, Banten, Bandung dan Malang yang melakukan aktivitas pembelajaran secara mandiri. Masa 2019 Komed mulai membuka kesempatan bagi relawan yang ingin membuka Komed di wilayah lain. “Di 2019 Komed berdiri di DIY. Tahun 2020 Komed berada di 8 wilayah: Bogor, Depok, Jakarta, Banten, Bandung, DIY-Jateng, Jatim, Riau dan mulai memaksimalkan teknologi sebagai media belajar,” jelas Arif.

Narasumber pertama, Titin Mulyaningsih mengenalkan Canva. Menurutnya Canva adalah sebuah tools untuk desain grafis yang menjembatani penggunanya dapat dengan mudah merancang berbagai jenis desain kreatif secara online. “Untuk dapat sign-up pengguna harus memiliki gmail. Pengerjaannya harus tersambung ke internet. Pemakai android harus mengunduh aplikasi melalui playstore, sedangkan jika menggunakan PC/laptop dapat langsung menggunakannya,” jelas Titin. Langkah membuat desain menggunakan Canva seterusnya adalah memilih sesuai kebutuhan di icon yang tersedia, memilih demo dan jenis desain, memilih gambar yang akan digunakan, desain sesuai keinginan. Fitur Canva terdiri: teks, animasi. Titin juga mengenalkan Canva for Education yang memberi kelulasaan pengguna memilih yang Canva Pro yang pilihan fiturnya lebih beragam.

Pemateri kedua Purwanti Setyawati lebih fokus menjalaskan Canva untuk membuat poster yang bisa dinilaikan untuk pengajuan Penilaian Angka Kredit (PAK). Poster termasuk kategori karya inovatif yang bisa dinilaikan sebagai karya seni dan alat pelajaran. Sesuai buku 4 halaman 48, karya seni adalah hasil budaya manusia yang merefleksikan nilai-nilai dan gagasan manusia yang diskpresikan secara estetik dalam berbagai medium seperti rupa, gerak, bunyi dan kata yang bersifat transedental dan edukatif baik spriritual maupun intelektual bagi manusia dan kemanusiaan secara individual maupun kolektif. Masyarakat. “Untuk dapat dinilaikan harus disertai bukti fisik berupa benda karya seni yang dinilaikan, laporan deskripsi proses kreatif penciptaan, keterangan identitas pencipta yang disyahkan kepala sekolah, pernyataan kebenaran keaslian dan kepemilikan karya, dan minimal telah dipamerkan minimal tingkat kabupaten,” tandas Purwanti. (tan)